Pernahkah sebelumnya anda mendengar kata Algoritma? Sebenarnya
dalam kehidupan keseharian kita, secara tidak sadar kita sering melakukan apa
yang disebut Algoritma tersebut. Misalnya
pada saat kita sedang membuat semangkuk mie rebus. Kok bisa disebut Algoritma sih? Ya, ketika kita sedang membuat mie
kita melakukan apa yg disebut Algoritma tersebut. Dalam membuat mie itu kita
melakukan beberapa tahapan-tahapan/ langkah-langkah pembuatan mie. Dari mie yang sebelumnya masih terbungkus
dengan plastiknya, sampai mie yang matang
di sebuah mangkuk dan siap untuk kita santap. Langkah-langkah pembuatan mie inilah analogi dari sebuah Algoritma.
Dari
analogi diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk menghasilkan sesuatu,maka
diperlukan proses. Proses tersebut terdiri dari tahapan-tahapan yang logis. Menurut
pemikiran saya, secara umum inti dari algoritma adalah tahapan-tahapan logis
yang harus dipenuhi untuk mencapai suatu hasil. Dari analogi tersebut, terlihat
tahapan-tahapan dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah, yaitu membuat mie
dari yang masih belum matang hingga menjadi matang dan siap untuk disantap.
Algoritma juga bisa dikatakan sebagai urutan tahapan-tahapan yang logis untuk
menyelesaikan suatu masalah. Setiap orang mempunyai pemikiran daya kreativitas yang
berbeda-beda, sehingga akan menghasilkan algoritma yang berbeda pula. Tahapan-tahapan
yang mempunyai tingkat efisiensi tinggi dan dapat memecahkan masalah adalah algoritma
yang benar.
Mengenai
asal-usul kata Algoritma mempunyai
sejarah cukup aneh. Pada waktu itu orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung
dengan angka arab. Kita dapat dikatakan algorist
jika kita menghitung menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha
menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli
sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis
buku Arab yang terkenal yaitu Abu Ja’far Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi.
Al-Khuwarizmi ini dibaca oleh orang barat menjadi Algorism. Al-Khuwarizmi ini menulis buku yang berjudul Kitab Al
Jabar Wal-Muqabala yang artinya “Buku pemugaran dan pengurangan” (The book of restoration and reduction).
Dari judul buku itu kita juga memperoleh
akar kata “Aljabar” (Algebra).
Perubahan kata dari algorism menjadi algorithm muncul karena kata algorism sering dikelirukan dengan arithmetic, sehingga akhiran –sm berubah
menjadi –thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal yang
biasa, maka lambat laun kata algorithm
berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum,
sehingga kehilangan makna kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm diserap menjadi Algoritma.
Lalu
bagaimana kaitan Algoritma tersebut dalam sebuah pemrograman? Dalam sistem
kerjanya, komputer memiliki brainware, hardware, dan software.
Tanpa salah satu dari ketiga sistem tersebut, komputer tidak akan berguna dan
berjalan dengan baik. Dari ketiga sistem ini kita akan lebih fokus pada software komputer. Software ini terbangun dari susunan program dan syntax (cara penulisan/pembuatan
program). Untuk menyusun program atau syntax, diperlukan tahapan-tahapan yang
sistematis dan logis untuk dapat menyelesaikan masalah atau tujuan dalam proses
pembuatan suatu software. Disinilah,
Algoritma ini sangat berperan penting dalam penyusunan program atau syntax. Sangat diperlukan kreativitas
kita dalam pemecahan suatu masalah dengan efisiensi tinggi untuk menghasilkan
program yang terbaik dan dapat memecahkan masalah.
Demikianlah sekilas penjelasan saya mengenai peran algoritma
di dalam sebuah pemrograman. Semoga berguna bagi para pembaca di blog saya
0 komentar:
Posting Komentar